Hasan, Perantau Asal Buton, Mengadu Nasib ke Batam. Pernah jadi tukang parkir hingga mulung di TPS


Tempat pembungan sampah sementara (TPS), di sanalah sampah-sampah rumah tangga dialokasikan. Untuk wilayah Bengkong, salahsatu TPSnya berada di dekat Jembatan daerah Komplek Sei Nayon, dari arah Kantor Kecamatan Bengkong lurus terus ke arah Ocarina tepat sebelah kanan jalan sebelum jembatan.

Setiap hari TPS itu dipenuhi dengan sampah rumah tangga, tempat itu sangatlah kotor dan bau, apalagi disaat hujan, serta lalat beterbangan, baunya menyengat hidung bagi warga yang melewati jalan itu. 

Tempat yang kotor nan bau itu, justru dimanfaatkan oleh Hasan (42) untuk mencari nafkah.


Pantauan Tribunbatam.id di lokasi TPS Bengkong, Kamis (17/12/2020), terlihat banyak tumpukan sampah, TPS itu bau dan sangat kotor, di batang atau dahan pohon yang ada di area TPS banyak sekali lalat yang hinggap, karena saat itu sedang hujan.


Terlihat Hasan sedang memilih dan memilah sampah-sampah rumahan, ia mengenakan helm berwarna hitam, menggunakan mantel, sepatu dan memegang besi untuk mencungkil sampah.



Setiap harinya Hasan menjajah TPS itu untuk mencari sampah rumahan jenis plastik, kardus, kaleng, almunium, besi dan tembaga.


Ia menggunakan sebuah motor butut untuk membawa sampah-sampah kemudian dijual ke penampung.


Hasan adalah seorang perantau asal Sulawesi Tenggara tepatnya di Buton. Ia merantau ke Batam sejak tahun 2008 silam.


Hidup di kota memang tidak mudah, itulah yang Hasan rasakan setelah merantau di Kota Batam.


"Biaya hidup di Kota Batam sangat mahal, makan di warung mahal, barang sembako mahal, mungkin memang begitu kalau tinggal di Kota," keluh Hasan


Pahitnya kehidupan di kota, membawa diri dan keluarganya terpojok hingga di TPS.


"Sebelum mulung, saya sempat kerja jaga parkir. Itu sekira 2 tahun lalu," kata Hasan kepada Tribunbatam.id di TPS Bengkong, Batam, Kamis (17/12/2020)


Namun demikian, ia terpaksa beralih pekerjaan sebagai pemulung, dikarenakan kerja sebagai tukang parkir banyak masalhnya.


"Sebenarnya enak kerja jadi tukang parkir, cuman banyak yang ganggu, ya terpaksalah pekerjaan itu saya tinggalkan dari pada menimbulkan masalah nantinya," curhatnya.


Hasan mengatakan, ia terpaksa kerja sebagai pemulung karena, mencari pekerjaan di Kota Batam sangatlah sulit, sehingga ia terpaksa menjadi pemulung di TPS.


"Susah nyari kerja di Batam Bang, kalau tak ada orang dalam mana diterima sama perusahaan," kata Hasan.


Akhirnya iapun memilih pekerjaan itu,

"Sebenarnya apapun pekerjaannya tak masalah bagi saya Bang, yang penting halal di makan sama anak istri saya," imbuhnya


Hasan memiliki seorang istri dan tiga orang anak, istrinya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan anak-anaknya ada yang masih bayi dan sekolah.


Anak pertamanya kini hendak masuk sekolah di salah satu SMP yang ada di kawasan rumahnya di RCTI Tanjung Singkuang Batam.


"Sebenarnya anak saya itu sekarang masih belum sekolah, karena tahun kemarin dia baru tamat SD, cuman pas mau lanjut ke SMP duit saya kurang jadi dia nganggur dulu, mudah-mudahan bulan 6 nanti ini saya sudah ada duit jadi dia sudah bisa sekolah di SMP dekat rumah " katanya


Selain itu, anaknya yang nomor 2 masih duduk di bangku SD kelas 2, dan yang bungsu belum sekolah.


Untuk menghidupi istri dan tiga orang anaknya, Hasan rela menjadi seorang Pemulung di TPS  Bengkong itu.


Hasil yang ia dapat dalam satu hari sangatlah kecil, dengan melihat tanggungan terhadap keluarganya.


"Biasanya dapat RP 70 ribu sampai RP 80 ribu," ujarnya


Meskipun demikian, Hasan merasa cukup untuk menghidupi keluarganya.

"Alhamdulillah, meskipun hasil tidak seberapa, yang penting cukup untuk makan anak beranak," ujarnya kembali.


Dari hasil mulung itu, jika banyak ia jual ke PT namun jika sedikit ia jual ke penampung yang ada.


Sampah plastik, ia diupah dengan Rp 2 ribu per kilogram, kardus Rp 1700 per kilogram, kaleng susu Rp 1000 per kilogram, almunium seperti kaleng minuman Rp 14 ribu per kilogram, besi Rp 2 ribu sampai 3 ribu per kilogram dan tembaga Rp 70 ribu per kilogramnya.(ham)


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Recent Posts