Hiruk-Pikuk dalam Pembangunan Uma Cerdas Nusantara di Gereja Sion Oekule







Salah satu program kerja yang lahir dalam KKN Nusantara 3 T di Desa Pitay yang menggunakan metode ABCD (Assed Based Community-driven Devlopment) adalah "Kelompok Usaha Serai" yang hasil produknya kami namai Jus Serai Pitay, salah satu tujuan dengan adanya kelompok usaha ini adalah mampu membantu perekonomian masyarakat dengan memberdayakan mama-mama, dan menjadikan kelompok usaha ini sebagai motivasi yang mampu merubah Mindset masyarakat dan berani untuk berusaha dengan inovasi-inovasi baru. dan pembangunan “Uma Cerdas Nusatara” di dalam Gereja Sion dan Zaitun yang ada didesa Pitay. proker ini bertujuan untuk ikut serta dalam peningkatan SDM yang ada di Desa Pitay, target utamanya adalah anak-anak, remaja dan pemuda Desa Pitay. sedangkan sabjeknya dari pengurus Gereja dan pemuda masing-masing Gereja yang ada yaitu Gereja Sion dan Zaitun.
metode yang digunakan dalam KKN NUSANTARA 3T ini adalah metode ABCD (Assed Based Communty-driven Development), metode ini dalam pelaksanaan-nya terdapat 5 tahap yaitu: 
  1. Inkulturasi
  1. Discovery
  1. Desain
  1. Define
  1. Refleksi 
waktu untuk KKN NUSANTARA 3T hanya 1 bulan yang disediakan oleh panitia, maka dari itu dari ke-5 tahap tersebut memiliki target dan batasan waktu seminggu dalam pelaksanaan tiap-tiap tahap kecuali tahap Inkulturasi dan Discovery dijadikan satu minggu, sedangkan tahap lain satu minggu masing-masingnya. artinya dengan 4 minggu waktu yang diberikan dianggap sudah pas oleh panitia, maka dari itu disetiap tahapnya harus di laksanakan dengan baik agar pelaksanaan KKN NUSANATARA 3T ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan,. 
namun dalam pelaksanaan KKN ini tidak semudah apa yang kami fikirkan, sehingga  untuk proker utama Kelompok Usaha Serai dan Taman Cerdas Nusantara terdapat beberapa kendala, sehingga dalam pelaksanaannya tidak bisa dilakukan dalam tahap Define yaitu pada minggu ke 3 KKN berlangsung. tapi syukur alhamdulillah meski kami dihadapi dengan beberapa kendala, kami juga berhasil melakukan satu program kerja utama yang sesuai dengan metode ABCD tepat pada waktunya. yaitu pembentukan Kelompok Usaha Serai yang di akomodasi oleh mama-mama yang ada di Desa Pitay, dan disahkan oleh Pemerintahan Desa Pitay.

sedangkan untuk Proker Umah Cerdas Nusantara mendapat sedikit kendala, dan keterlambatan karena pembuatan Uma Cerdas ini diluar dari tahap Define, pelaksanaanya kami lakukan pada tahap Refleksi yaitu tepatnya pada minggu ke-4. karena sudah terlambat kami harus bergegas menyelesaikan Proker ini, karena kami sudah memasuki tahap Refleksi yaitu melakukan Monitoring dan Evaluasi  bersama masyarakat. sehingga dalam sisa waktu yang terbatas kamipun bergegas melakukan Proker ini.

Uma Cerdas Nusantara ini kami bangun di dua Gereja yang ada di Desa Pitay, yaitu Gereja Sion dan Gereja Zaitun. pembangunan Uma Cerdas Nusantara ini sengaja kami bangun didalam Gereja, karena Gereja merupakan salah satu tempat untuk: bagi anak-anak, remaja dan pemuda mendapat pendidikan, dan taman bermain.
pelaksanaan Proker Uma Cerdas Nusantara ini kami lakukan pertama kali di Gereja Sion Oekule pada tanggal 5 February 2020, hari itu sudah masuk pada minggu ke-4 kami selama didesa Pitay, artinya sudah masuk pada tahap Refleksi dari metode ABCD. karena waktu yang terbatas kami harus bergegas dalam pelaksanaan proker pembangunan Uma Cerdas Nusantara ini.
proker ini kami mulai setelah mendapat persetujuan dari pihak Gereja Sion Oekule, karena yang nantinya akan menjalankan Uma Cerdas Nusantara ini adalah pihak Gereja, bersama pemuda dan masyarakatnya.
pembangunan Uma Cerdas Nusantara ini kami mulai sekitar pukul 10 pagi pada tanggal 5 Februari 2020. kami dibantu oleh Bapak Pendeta beserta Sekretaris Gereja Sion, pemuda dan anak-anak. 
pada saat pembangunan berlangsung ketika waktu sholat zuhur sudah masuk, maka saya beserta teman-teman mahasiswa lainnya melakukan diskusi mengenai pelaksanaan sholat zuhur, dimana jika kami kembali keposko untuk sholat zuhur maka waktu yang kami gunakan tentu sangat banyak, mengingat proker Uma Cerdas Nusantara ini harus segera diselesaikan, selain dari itu salah satu kebiasaan dari mahasiswa dikelompok saya didesa Pitay dalam bergerak sangat lambat. hal ini dibuktikan dengan pengalaman yang kami rasakan sebelumnya, ketika kami membagi tugas dimana teman-teman lainnya dalam bergerak sangat lambat sehingga menyita waktu yang sangat banyak, seperti pelaksanaan proker Kelompok Usaha Serai yang pada saat itu kami melakukan sosialisasi ke masyarakat beserta anggota kelompok dimana teman-teman saya sangat lambat dalam melakukan persiapan sehingga waktu yang telah ditentukan sebelumnya terlewati, secara otomatis pelaksanaan sosialisasi tersebut harus diundur beberapa jam. belajar dari kesalahan itu, saya menawarkan kepada teman-teman lainnya untuk pelaksanaan solat zuhur ini kami lakukan diseputaran Gereja Sion, ahirnya saran saya diterima oleh teman-teman mahasiswa lainnya dan dilanjutkan dengan pelaksanaan sholat dimana. maka teman saya yang bernama Habib menawarkan untuk pelaksanaan sholat kita lakukan di halaman Gereja Sion, namun pada saat saya tidak setuju karena beberapa hal, saya menghawatirkan akan pandangan yang akan timbul dari masyarakat mengenai pelaksanaan sholat di halaman gereja, takut menimbulkan konflik. karena masyarakat di desa Pitay ini dikenal oleh seluruh masyarakat yang ada di Kecamatan Sulamu sangat garang dan sering melakukan tawuran dan berwatak keras. berlandas dengan ini saya tidak setuju dengan saran yang diberikan oleh Habib pada saat itu. dan ahirnya saya memberikan saran kepada teman-teman untuk pelaksanaan sholat ini kita lakukan didalam gereja dengan syarat, meminta izin terlebih dahulu dengan bapak Pendeta, serta pemuda, remaja dan anak-anak yang sedang bekerja dialihkan keluar ruangan terlebihh dahulu. 
namun timbul pertanyaan oleh teman saya bernama Ahmad, apakah boleh melakukan solat didalam gereja? pertanyaan ini dijawab oleh teman saya Jihannita dengan menyampaikan sebuah hadis yang artinya "seluruh permukaan bumi adalah masjid (tempat sujud) kecuali kuburan dan kamar mandi". selain dari itu saya juga menambahkan, seandainya pelaksanaan solat didalam gereja merupakan sebuah pekerjaan yang tidak diperbolehkan, saya mengangkat beberapa kaidah dalam Qawaid Fiqhiyah yaitu  "segala perkara tergantung pada niat/tujuan"dan"segala kesulitan mendatangkan kemudahan". artinya dalam hal ini menimbang beberapa hal, karena tujuan kami pada dasarnya adalah melaksanakan kewajiban solat 5 waktu tanpa melihat kepada tujuan lain, selain dari itu keterbatasan waktu yang kami miliki untuk membangun Uma Cerdas Nusantara sudah sangat sedikit jika kami kembali ke posko untuk melakukan solat maka waktu yang disita terlalu banyak saya berfikir bahwa kita sedang berada dalam kesulitan. maka dari penjelasan diatas ahirnya teman-teman lainnya menyetujui saran yang saya berikan. bahwa kami akan melakukan sholat zuhur didalam gereja dengan syarat mendapat izin dari bapak Pendeta dan sekretarisnya yang pada saat itu hadir dalam pembangunan Uma Cerdas Nusantara di Gereja Sion Oekule.
setelah mendapat kesepakatan bersama saya menemui bapak Pendeta gereja Sion dan sekretarisnya, untuk meminta izin untuk melaksanakan sholat didalam gereja dan meminta agar anak-anak, remaja dan pemuda untuk sementara dialihkan keluar ruangan. ahirnya saya mendapatkan persetujuan dari bapak Pendeta dan sekretarisnya untuk melakukan sholat berjamaah di dalam gereja.
sebelum sholat zuhur kami lakukan, terlebih dahulu kami membersihkan lantai yang akan kami gunakan untuk sujud, dan meminjam kain gorden yang ada didalam gereja sebagai sajadah. serta meminta kepada anak-anak, remaja dan pemuda yang ada didalam gereja untuk keluar dari ruangan untuk sementara hingga solat selesai kami lakukan.
alhamdulillah setelah selesai sholat zuhur kamipun melanjukan pembuatan Uma Cerdas Nusantara, dan Uma Cerdas Nusantara ini selesai kami bangun sekitar jam 10 malam pada hari itu.
mengenai makan, kami makan siang dan malam di rumah bapak pendeta, karena sebelumnya ketika kami mengkonfirmasi kepada beliau mengenai pembangun Uma Cerdas Nusantara di dalam Gereja Sion Oekule dan menetapkan waktu pelaksanaannya, kami ditawari untuk makan siang dan malam dirumahnya. pada saat itu yang memasak adalah teman-teman mahasiswa perempuan yang berjumlah 3 orang dan dibantu oleh pemuda gereja Sion. namun sebelum proses memasak dilanjutkan, saya, Ahmad dan Salim terlebih dahulu mensucikan wadah yang akan di gunakan untuk memasak dan makan, dengan meminta izin terlebih dahulu kepada bapak Pendeta dengan penjelasan yang transparansi dan mudah dimengerti oleh beliau, ahirnya beliau mengerti dan memberikan izin kepada kami bertiga untuk mensucikan wadah, alat-alat masak serta piring yang akan kami gunakan untuk makan nantinya.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Recent Posts