KKN Nusantara 3T Di Desa Pitay Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang



KKN Nusantara di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Terbelakang) merupakan Program yang telah diterbitkan oleh Kementrian Agama RI, Program ini merupakan program terbaru dan unggulan, KKN Nusantara 3T diikuti oleh PTKIN Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di seluruh Indonesia yang dimulai pada 11 Januari 2020 sampai dengan 14 Februari 2020 di Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang Provinsi NTT Nusa Tenggara Timur.
Program KKN Nusantara 3T menggunakan Metode pendekatan Transformatif ABCD dengan mengangkat tema “Moderasi Beragama (Peace Building)”, salah satu kelompok yang ditugaskan di desa Pitay berhasil menciptakan sebuah Program Kerja dengan memanfaatkan Aset berupa SDM dan SDA yang ada di Desa Pitay, yaitu Pemberdayaan Perempuan (Produksi Jus Serai Pitay) berbasis Social-Preneur.
Program Kerja ini telah disepakati menjadi program kerja unggulan Kelompok III yang ada di Desa Pitay, yang merupakan pengembangan dari Konsep KKN Reguler STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (SISDAMAS) di Tanjung Siambang Kelurahan Dompak Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Program kerja Jus Serai Pitay ini dibentuk dengan metode ABCD yang berawal dari kesadaran masyarakat (kaum Mama) yang menghasilkan sebuah tindakan sehingga terbentuk Kelompok Pemberdayaan Industri Rumahan yang diberi nama Kelompok Jus Serai Pitay yang telah disahkan oleh Pemerintahan Desa Pitay dengan mengeluaran Surat Keputusan Kepala Desa Pitay Nomor: 043/07/DP/II/2020.

Pada tanggal 15 Februari 2020, KKN Nusantara 3T ditutup Oleh Gubernur NTT bapak Viktor Laiskodat di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, dalam kegiatan itu seluruh kelompok KKN Nusantara 3T mem-Presentasikan hasil KKN di desa dan kelurahan masing-masing.
Kelompok III dari Desa Pitay mem-presentasikan hasil KKN berupa Produk Jus Serai Pitay yang merupakan hasil produk dari kelompok Jus Serai Pitay, Bapak Gubernur sangat meng-apresiasi produk tersebut dengan menerima Proposal bantuan yang telah di berikan kepada Beliau pada saat Presentasi berlanjut. Beliau juga menyicipi produk JSP yang telah dihidangkan oleh anggota Kelompok III dengan wajah tersenyum, seolah-olah sedang mengatakan sebuah kata “ini sangat nikmat dan enak”.

Bapak Gubernur NTT menerima tawaran dari kelompok JSP yang disampaikan oleh mahasiswa KKN kelompok III Desa Pitay untuk mensuplai produk JSP ketika ada acara atau kegiatan di Rumah Jabatan Gubernur NTT.
Harapan besar dari kelompok III ini adalah agar Kelompok Pemberdayaan Industri Rumahan kelompok Jus Serai Pitay ini terus berlanjut sesuai dengan metode pendekatan Transformatif ABCD.





Share:

Grand Closing Mahasiswa KKN Nusantara 3T Desa Pitay

Rabu 12 februari 2020. Mahasiswa KKN Nusantara melakukan  acara perpisahan dengan masyarakatDesa Pitay, yang di ikuti dari berbagai elemen masyarakat. Baik dari aparat pemerintahan desa, Tokoh Adat,  Tokoh Agama (Pendeta), bapa mama, pemuda, dan remaja.
Acara ini dimulai sekitar pukul 14.45 Wita di Balai desa Pitay.
Kegiatan ini merupakan salah satu wadah untuk mengetahui bagaimana perasaan dari masyarakat selama mahasiswa kkn ada di desa Pitay dan sekaligus perpisahan secara formal dengan masyarakat.
Acara Grand Closing Mahasiswa KKN Nusantara 3T disejalankan dengan Louncing program kerja yang sudah dibangun bersama masyarakat desa Pitay, selama kurang lebih 1 bulan. Yaitu Louncing Kelompok Usaha Jus Serai Pitay dengan pembacaan serta pemberian SK dari Pemerintahan Desa Pitay ke Kelompok Jus Serai Pitay bertujuan agar program yang telah dibangun bersama ini agar tetap berkelanjutan nantinya.
Dan Louncing Taman Cerdas Nusantara di Gereja Zaitun Pitay dan Gereja Sion Oekule dengan pemberian buku secara simbolis oleh ketua Kelompok 3 mahasiswa KKN desa Pitay ke Pendeta/pengurus majelis Gereja Zaitun dan Sion.
Grand Closing ini juga menjadi salah satu tempat untuk meng-expo Jus Serai Pitay dengan diberikan percuma kepada masyarakat yang hadir didalam acara ini.
Dari berbagai elemen Masyarakat yang hadir diberikan kesempatan oleh MC untuk memberikan kata hati atau pesan dan kesan kepada Mahasiswa KKN Nusantara, yang diawali dengan pesan dan kesan dari Ketua Kelompok Jus Serai Pitay, Ipen (Ibu Pendeta Zaitun mama Endah) dan pengurus Majelis Gereja Sion(bapak Bernadus), Bapak Kepala Desa(bapak Yermi Y. Ndun), Tokoh Adat (bapak Ann) dan diahiri dengan pesan kesan dari pemuda desa Pitay.
Dalam penyampaian pesan dan kesan oleh bapak kepala Desa beliau menyatakan bahwa seluruh peserta KKN Nusantra di desa Pitay dinyatakan LULUS.
Lalu dilanjutkan dengan kata hati dari teman mahasiswa KKN yang berjumlah 9 orang.
Setelah acara formal sudah berahir dilanjutkan dengan ramah tamah untuk menyantap hidangan yang sudah disediakan oleh Mahasiswa dan tentunya dibantu oleh masyarakat.
Dengan usainya ramah tamah kami mahasiswa kkn di ajak untuk berdansa(dansa bersama/ramai-ramai) oleh Tokoh Adat. Dan sedikit diajarkan tarian Foti yang merupakan Tarian Adat dari Suku Rote.
Dan sebagai simbol perpisahan sebelum masyarakat dan tamu undangan pulang kerumah masing-masing kami melakukan foto bersama dan salam salaman.
Namun dengan usainya salam salaman ini, teruntuk pemuda tentunya acara belum bisa dianggap berahir karena meminta kepada mahasiswa untuk berpesta dengan cara mereka yaitu goyang bersama dan duduk sambil cerita-cerita pengalaman dan seterusnya.
Share:

Hiruk-Pikuk dalam Pembangunan Uma Cerdas Nusantara di Gereja Sion Oekule







Salah satu program kerja yang lahir dalam KKN Nusantara 3 T di Desa Pitay yang menggunakan metode ABCD (Assed Based Community-driven Devlopment) adalah "Kelompok Usaha Serai" yang hasil produknya kami namai Jus Serai Pitay, salah satu tujuan dengan adanya kelompok usaha ini adalah mampu membantu perekonomian masyarakat dengan memberdayakan mama-mama, dan menjadikan kelompok usaha ini sebagai motivasi yang mampu merubah Mindset masyarakat dan berani untuk berusaha dengan inovasi-inovasi baru. dan pembangunan “Uma Cerdas Nusatara” di dalam Gereja Sion dan Zaitun yang ada didesa Pitay. proker ini bertujuan untuk ikut serta dalam peningkatan SDM yang ada di Desa Pitay, target utamanya adalah anak-anak, remaja dan pemuda Desa Pitay. sedangkan sabjeknya dari pengurus Gereja dan pemuda masing-masing Gereja yang ada yaitu Gereja Sion dan Zaitun.
metode yang digunakan dalam KKN NUSANTARA 3T ini adalah metode ABCD (Assed Based Communty-driven Development), metode ini dalam pelaksanaan-nya terdapat 5 tahap yaitu: 
  1. Inkulturasi
  1. Discovery
  1. Desain
  1. Define
  1. Refleksi 
waktu untuk KKN NUSANTARA 3T hanya 1 bulan yang disediakan oleh panitia, maka dari itu dari ke-5 tahap tersebut memiliki target dan batasan waktu seminggu dalam pelaksanaan tiap-tiap tahap kecuali tahap Inkulturasi dan Discovery dijadikan satu minggu, sedangkan tahap lain satu minggu masing-masingnya. artinya dengan 4 minggu waktu yang diberikan dianggap sudah pas oleh panitia, maka dari itu disetiap tahapnya harus di laksanakan dengan baik agar pelaksanaan KKN NUSANATARA 3T ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan,. 
namun dalam pelaksanaan KKN ini tidak semudah apa yang kami fikirkan, sehingga  untuk proker utama Kelompok Usaha Serai dan Taman Cerdas Nusantara terdapat beberapa kendala, sehingga dalam pelaksanaannya tidak bisa dilakukan dalam tahap Define yaitu pada minggu ke 3 KKN berlangsung. tapi syukur alhamdulillah meski kami dihadapi dengan beberapa kendala, kami juga berhasil melakukan satu program kerja utama yang sesuai dengan metode ABCD tepat pada waktunya. yaitu pembentukan Kelompok Usaha Serai yang di akomodasi oleh mama-mama yang ada di Desa Pitay, dan disahkan oleh Pemerintahan Desa Pitay.

sedangkan untuk Proker Umah Cerdas Nusantara mendapat sedikit kendala, dan keterlambatan karena pembuatan Uma Cerdas ini diluar dari tahap Define, pelaksanaanya kami lakukan pada tahap Refleksi yaitu tepatnya pada minggu ke-4. karena sudah terlambat kami harus bergegas menyelesaikan Proker ini, karena kami sudah memasuki tahap Refleksi yaitu melakukan Monitoring dan Evaluasi  bersama masyarakat. sehingga dalam sisa waktu yang terbatas kamipun bergegas melakukan Proker ini.

Uma Cerdas Nusantara ini kami bangun di dua Gereja yang ada di Desa Pitay, yaitu Gereja Sion dan Gereja Zaitun. pembangunan Uma Cerdas Nusantara ini sengaja kami bangun didalam Gereja, karena Gereja merupakan salah satu tempat untuk: bagi anak-anak, remaja dan pemuda mendapat pendidikan, dan taman bermain.
pelaksanaan Proker Uma Cerdas Nusantara ini kami lakukan pertama kali di Gereja Sion Oekule pada tanggal 5 February 2020, hari itu sudah masuk pada minggu ke-4 kami selama didesa Pitay, artinya sudah masuk pada tahap Refleksi dari metode ABCD. karena waktu yang terbatas kami harus bergegas dalam pelaksanaan proker pembangunan Uma Cerdas Nusantara ini.
proker ini kami mulai setelah mendapat persetujuan dari pihak Gereja Sion Oekule, karena yang nantinya akan menjalankan Uma Cerdas Nusantara ini adalah pihak Gereja, bersama pemuda dan masyarakatnya.
pembangunan Uma Cerdas Nusantara ini kami mulai sekitar pukul 10 pagi pada tanggal 5 Februari 2020. kami dibantu oleh Bapak Pendeta beserta Sekretaris Gereja Sion, pemuda dan anak-anak. 
pada saat pembangunan berlangsung ketika waktu sholat zuhur sudah masuk, maka saya beserta teman-teman mahasiswa lainnya melakukan diskusi mengenai pelaksanaan sholat zuhur, dimana jika kami kembali keposko untuk sholat zuhur maka waktu yang kami gunakan tentu sangat banyak, mengingat proker Uma Cerdas Nusantara ini harus segera diselesaikan, selain dari itu salah satu kebiasaan dari mahasiswa dikelompok saya didesa Pitay dalam bergerak sangat lambat. hal ini dibuktikan dengan pengalaman yang kami rasakan sebelumnya, ketika kami membagi tugas dimana teman-teman lainnya dalam bergerak sangat lambat sehingga menyita waktu yang sangat banyak, seperti pelaksanaan proker Kelompok Usaha Serai yang pada saat itu kami melakukan sosialisasi ke masyarakat beserta anggota kelompok dimana teman-teman saya sangat lambat dalam melakukan persiapan sehingga waktu yang telah ditentukan sebelumnya terlewati, secara otomatis pelaksanaan sosialisasi tersebut harus diundur beberapa jam. belajar dari kesalahan itu, saya menawarkan kepada teman-teman lainnya untuk pelaksanaan solat zuhur ini kami lakukan diseputaran Gereja Sion, ahirnya saran saya diterima oleh teman-teman mahasiswa lainnya dan dilanjutkan dengan pelaksanaan sholat dimana. maka teman saya yang bernama Habib menawarkan untuk pelaksanaan sholat kita lakukan di halaman Gereja Sion, namun pada saat saya tidak setuju karena beberapa hal, saya menghawatirkan akan pandangan yang akan timbul dari masyarakat mengenai pelaksanaan sholat di halaman gereja, takut menimbulkan konflik. karena masyarakat di desa Pitay ini dikenal oleh seluruh masyarakat yang ada di Kecamatan Sulamu sangat garang dan sering melakukan tawuran dan berwatak keras. berlandas dengan ini saya tidak setuju dengan saran yang diberikan oleh Habib pada saat itu. dan ahirnya saya memberikan saran kepada teman-teman untuk pelaksanaan sholat ini kita lakukan didalam gereja dengan syarat, meminta izin terlebih dahulu dengan bapak Pendeta, serta pemuda, remaja dan anak-anak yang sedang bekerja dialihkan keluar ruangan terlebihh dahulu. 
namun timbul pertanyaan oleh teman saya bernama Ahmad, apakah boleh melakukan solat didalam gereja? pertanyaan ini dijawab oleh teman saya Jihannita dengan menyampaikan sebuah hadis yang artinya "seluruh permukaan bumi adalah masjid (tempat sujud) kecuali kuburan dan kamar mandi". selain dari itu saya juga menambahkan, seandainya pelaksanaan solat didalam gereja merupakan sebuah pekerjaan yang tidak diperbolehkan, saya mengangkat beberapa kaidah dalam Qawaid Fiqhiyah yaitu  "segala perkara tergantung pada niat/tujuan"dan"segala kesulitan mendatangkan kemudahan". artinya dalam hal ini menimbang beberapa hal, karena tujuan kami pada dasarnya adalah melaksanakan kewajiban solat 5 waktu tanpa melihat kepada tujuan lain, selain dari itu keterbatasan waktu yang kami miliki untuk membangun Uma Cerdas Nusantara sudah sangat sedikit jika kami kembali ke posko untuk melakukan solat maka waktu yang disita terlalu banyak saya berfikir bahwa kita sedang berada dalam kesulitan. maka dari penjelasan diatas ahirnya teman-teman lainnya menyetujui saran yang saya berikan. bahwa kami akan melakukan sholat zuhur didalam gereja dengan syarat mendapat izin dari bapak Pendeta dan sekretarisnya yang pada saat itu hadir dalam pembangunan Uma Cerdas Nusantara di Gereja Sion Oekule.
setelah mendapat kesepakatan bersama saya menemui bapak Pendeta gereja Sion dan sekretarisnya, untuk meminta izin untuk melaksanakan sholat didalam gereja dan meminta agar anak-anak, remaja dan pemuda untuk sementara dialihkan keluar ruangan. ahirnya saya mendapatkan persetujuan dari bapak Pendeta dan sekretarisnya untuk melakukan sholat berjamaah di dalam gereja.
sebelum sholat zuhur kami lakukan, terlebih dahulu kami membersihkan lantai yang akan kami gunakan untuk sujud, dan meminjam kain gorden yang ada didalam gereja sebagai sajadah. serta meminta kepada anak-anak, remaja dan pemuda yang ada didalam gereja untuk keluar dari ruangan untuk sementara hingga solat selesai kami lakukan.
alhamdulillah setelah selesai sholat zuhur kamipun melanjukan pembuatan Uma Cerdas Nusantara, dan Uma Cerdas Nusantara ini selesai kami bangun sekitar jam 10 malam pada hari itu.
mengenai makan, kami makan siang dan malam di rumah bapak pendeta, karena sebelumnya ketika kami mengkonfirmasi kepada beliau mengenai pembangun Uma Cerdas Nusantara di dalam Gereja Sion Oekule dan menetapkan waktu pelaksanaannya, kami ditawari untuk makan siang dan malam dirumahnya. pada saat itu yang memasak adalah teman-teman mahasiswa perempuan yang berjumlah 3 orang dan dibantu oleh pemuda gereja Sion. namun sebelum proses memasak dilanjutkan, saya, Ahmad dan Salim terlebih dahulu mensucikan wadah yang akan di gunakan untuk memasak dan makan, dengan meminta izin terlebih dahulu kepada bapak Pendeta dengan penjelasan yang transparansi dan mudah dimengerti oleh beliau, ahirnya beliau mengerti dan memberikan izin kepada kami bertiga untuk mensucikan wadah, alat-alat masak serta piring yang akan kami gunakan untuk makan nantinya.


Share:

Pembuatan Taman baca Desa Pitay Gereja Sion






Pembuatan taman baca sejak tgl 4 dan dilanjut pada tanggal 6 februari. Taman baca di buat didalam gereja Sion seperti yang telah disepakati mahasiswa kkn dan bapak Nara selaku pendeta di gereja Sion.
Dalam proses pembuatan taman baca ini mahasiswa dibantu oleh adik-adik pemuda gereja Sion, Bapak Pendeta, dan masyarakat (bapak Jesy, Bernadus,  dan lain").
Masyarakat dan adik" pemuda gereja sangat antusias dalam pembuatan taman baca ini. Hal ini dibuktikan dalam kontribusi pembuatan taman baca, begitu pula dengan Pendeta dan masyarakat, mereka berperan aktif dalam pembuatan lemari/rak buku dan pembuatan taman exterior dari taman baca.

Share:

Sejarah Desa Pitay

Sejarah desa Pitay bermula pada saat kerajaan Pitays dari suku Timor yang ada di wilayah desa Pitay saat ini. Yang dimana pada saat Belanda datang menjajah dan tidak mampu menaklukkan kerajaan Pitays yang merupakan kerajaan dari suku Timor, dengan kekuatan armada yang dimiliki, sehingga pihak Belanda dengan kepintaran nya mengadu domba kerajaan Pitays dengan kerajaan dari suku Rote, Sehingga kerajaan Pitays mampu di taklukan oleh kerajaan suku Rote dan raja Pitays tewas dalam pertempuran tersebut. Setelah kerajaan suku Rote mengalahkan kerajaan Pitays tidak begitu lama barulah kerajaan suku Rote ini mengetahui bahwa mereka sedang dimanfaatkan oleh Belanda yang merupakan penjajah. Sehingga kerajaan suku Rote ini menamai desa bekas kerajaan Pitays yang merupakan dari suku Timor dengan nama desa Pitay sebagai penghormatan kepada Raja Pitays hingga saat ini.
Saat ini desa Pitay masyarakat nya adalah 100 persen dari suku Rote yang sudah turun temurun sejak keberhasilannya mengalahkan kerajaan Raja Pitays.
Ada beberapa hal yang bisa dikatakan unik dari desa Pitay jika dilihat dari segi kepercayaan masyarakatnya. Bahwa ada beberapa sumber mata air yang ada di desa Pitay dengan nama, sumur Manggalaut dan Galeon. Keunikan nya terletak pada Mitos air Manggalaut, jika ada orang yang meminum atau mandi di sumur ini maka mereka tidak akan pernah melupakan desa Pitay sebab kepercayaan masyarakat bahwa orang yang minum atau mandi dari air sumur Manggalaut akan menemukan jodohnya dari desa Pitay, sehingga akan menetap di desa ini.
Galeon juga merupakan sumber air yang selalu dimanfaatkan warga untuk mencuci dan mandi. Jika musim kemarau atau kering sumur ini tidak pernah kering, sehingga jika musim kemarau datang masyarakat datang dengan berbondong bondong untuk mengambil air.

Share:

Pengadaan Taman Cerdas Nusantara di desa Pitay, NTT



Salam sejahtera untuk Kita Semua !!!
.
.
.
📚"Buku adalah Jendela Dunia"📚

Panggilan untuk kita semua => atasnama kepedulian membangun bangsa melalui literasi, kami kelompok KKN Nusantara di Daerah 3T Desa Pitay, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak kawan-kawan sekalian berbagi dalam hal literasi.
Informasi lebih lanjut hubungi CP tertera. Terimakasih atas perhatian dan kepekaannya kami ucapkan 🙏
#Pitay_Berprestasi
#MembangunNegeridenganLiterasi
#BerkaryaUntukNegeri
#kkn3tdesapitay
Share:

Label

Recent Posts